Your Wedding

Processed with VSCO with a4 preset

by ayshry

The scene was supposed to be us, what we dreamed of. But this moment …. —Your Wedding: Jun.K

***

Pendar berkilau yang menembus dari sebalik pintu menarik seluruh atensiku tanpa disuruh. Kau berjalan dengan anggun berbalut gaun putih panjang dengan buket bunga yang tergenggam. Senyummu meluruhkan seluruh konsentrasi, membuat seisi ruangan kini tertuju pada wujudmu yang bak bidadari. Menahan malu lantaran menjadi titik penting dalam presensi, kau mengayunkan kakimu perlahan ke arahku. Oh, tidak, aku salah. Kau hanya melewatiku dan berjalan menuju ujung altar dimana seorang lelaki rupawan tengah menantimu dengan rasa bangga yang penuh. Dan aku hanya bayang semu yang tak lagi mampu menatapmu dengan teduh. Aku … masa lalumu.

Pada satu titik ada pilu yang tak tertahan, seolah dunia tengah menempatkanku di sela tumpukan jarum yang menusuk tak berkesudahan.

Kenyataan telah menamparku dengan keras. Ya, aku bukanlah orang yang mendapat kesempatan untuk memberikan kebahagian tak tertara pada gadis yang kucinta. Aku hanya seorang pecundang yang kini menjadi penonton di balik kepedihan yang kian mendera. Menjadi satu dari kian banyak orang yang datang untuk mengucapkan selamat dan turut bahagia dengan pernikahan yang telah lama kau idam-idamkan.

Seharusnya, aku yang berada di sana. Menyambut tanganmu, menatap pengantinku, mengucap janji suci untuk bersama sehidup-semati. Tetapi kini, semua telah dilakukan oleh lelaki lain yang kau jadikan pelabuhan akhir. Menggenggam tanganmu seperti yang biasa kulakukan, tersenyum ke arahmu seperti senyum yang selalu kau rindukan. Satu lagi luka tak kasatmata tertoreh di hati. Aku telah tersisihkan. Mati dalam cinta satu sisi yang memilukan.

Tanpa sadar aku mendenguskan tawa, entah sebagai petunjuk jikalau khayalan tinggal kenangan, atau justru mencelahkan diri sendiri berhubung yang tercinta kini telah menemukan pasangan hidup yang takkan mendua.

Hei, bangunlah, kau tak ada gunanya lagi, pergilah dan coba untuk menjalani hidup seolah dunia masih berpihak padamu, batinku mencemooh. Lagi-lagi aku merasakan tamparan keras yang ganas.

Di saat kau dan dia tengah mengikrarkan janji di depan saksi, aku yang terluka mencoba bersikap tidak peduli. Membaur bersama manusia lain dan memasang wajah bahagia atas pernikahanmu, meski kenyataannya sudah banyak luka menganga yang entah kapan akan terlupa.

Apa aku ini lelaki bodoh? Atau sengaja berpura-pura tabah demi melihatmu bahagia? Entahlah … aku pun tak bisa mengatakan kenapa dan bagaimana aku bisa berakhir di pesta pernikahanmu. Undangan memang kudapatkan, kau sendiri yang memberikan. Sungguh, tak sadarkah saat itu kau telah memporakporandakan seluruh jiwaku? Tetapi bagaimanapun, aku yang naif tetap saja berpikir jika kau masih yang tersayang dan masih akan selalu terkenang.

Kini kau telah menjadi milik orang lain sepenuhnya. Aku pun tak lagi memiliki arti. Tawa yang kau ulas ketika tepukan tangan meluas, membuatku sejenak melupakan perasaan tak puas. Setidaknya kau telah berhasil mencapai mimpi; setidaknya kau telah mendapat kebahagiaan tak terhingga kini; setidaknya … aku masih memiliki kesempatan untuk menikmati senyummu meski hati harus tersakiti. Kau … masih menjadi prioritas yang entah kapan akan berhasil kulepas.

“Sudah kuduga, kau pasti berada di sini.”

Suara familer yang menyapa rungu memaksaku untuk melepas titik fokus pada gadis yang masih kusuka. Menoleh sejenak, kudapatkan satu raut wajah yang amat kukenal.

“Ayo kita pulang.”

Aku tak tahu sejak kapan gadis kecilku telah bertumbuh sebesar ini, aku tak ingat kapan terakhir kali ia menangis lantaran kehilangan gigi, oh, sudah berapa banyak hal yang kuabaikan demi menggapai kebahagiaan yang pada akhirnya justru mendatangkan kesengasaraan? Kau … benar-benar lelaki menyedihkan, Kim Jinhwan.

“Kak, aku tahu bagaimana perasaanmu sekarang, dan … kurasa ini bukan tempat yang tepat untukmu.”

“Jovana ….” Menyebut nama gadis yang kini mengarahkan pandang pilu padaku, tanpa sadar satu titik bening yang telah lama kutahan terlepas. Aku mencebik. Tanpa jeda, kurasakan sentuhan lembut menyeka airmata yang membawa lara. Perlahan aku menaikkan pandangan.

“Dia bukan milikmu lagi. Jung Claire … gadis itu sudah menemukan cinta sejatinya. Dia mengkhianatimu, Kak. Bukannya selama ini kau yang selalu ada dan memperjuangkan segalanya agar selalu bersama? Lupakan dia. Gadis seperti itu tak pantas untuk kau tangisi!”

“Claire tidak bersalah. Akulah yang seorang pendosa.”

“Jangan mulai lagi, Kak. Aku terlalu bosan mendengar segala pembelaanmu tentang gadis itu!”

“Jika saja aku bisa menepikan ego dan menyambut keinginannya dengan suka-cita, mungkin akhir takkan sekejam sekarang. Segalanya aku yang mengawali dan kini, aku pula yang mengakhiri. Jadi … jangan pernah mengatakan hal buruk tentang Claire. Dia gadis yang baik. Aku saja yang kurang beruntung sehingga kehilangan gadis sesempurna dia.”

“Oke. Terserah kau saja. Tugasku adalah menyeretmu pulang dari tempat menyebalkan ini. Sebelum aku melapor pada Kak Jonghyun dan memintanya menghancurkan resepsi gadis yang masih kau cintai itu, lebih baik kau ikut aku sekarang. Lagi pula resepsi telah usai, kau sudah melihat gadismu tertawa gembira, bukan? Sekarang, giliranmu untuk menggapai kebahagiaan. Enyahkan dia dan mulailah segalanya dari awal. Masih banyak gadis baik di luar sana yang akan memberikan kasih sayang tak terhingga padamu. Dan lagi … aku di sini, aku takkan membiarkan kau merana. Ayo pulang dan habiskan waktu bersama, aku akan menjadi pendengar baik sekaligus penenang yang kau butuhkan.”

Sebuah senyum pada akhirnya berhasil kuulas. Tidak, kali ini bukan senyum palsu untuk menutup pilu, aku bersungguh-sungguh. Melihat adikku menaruh acuh, satu ruang di hati terasa longgar. Aku tidak sendirian. Masih ada yang peduli pun memberi afeksi. Tinggal bagaimana diri menerima predestinasi. Apa masih ingin terpekur dalam sedih atau justru terbangun dari delusi.

Pada akhirnya aku tersadar. Segala yang dulu pernah dicita-citakan kini telah diluluhlantakkan. Gadis di altar itu, Jung Claire … gadis yang pernah mengisi hari-hari dengan suka-duka, gadis yang selalu membagi tawa juga luka, gadis yang kukira akan menjadi akhir dari perjalanan cinta, namun kenyataannya akulah yang menyerah atas segalanya. Karena bahagianya menjadi hal istimewa yang entah bagaimana sulit untuk kusanggah.

Menatap bangga gadis kecilku yang telah beranjak dewasa, lekas kusambar tangan kanannya yang menjuntai pasrah, mengisyaratkan untuk lekas menyelamatkanku dari keterpurukan yang kuciptakan tanpa berkesudah.

Dia terseyum, seolah mengirimkan energi yang perlahan mati.

“Kau akan baik-baik saja, Kak. Percayalah ….” Senyumnya kian menenangkan.

Lalu dapat kurasakan semangatku kembali pulih.

Mungkin, Jovana-ku masih tidak mengerti bagaimana realitas hidup yang terkadang sulit dipahami. Tapi satu yang dapat diambil kini, bahwa si bungsu yang biasanya selalu membutuhkan perlindungan, bisa pula menjadi penyembuh yang mempan; bahwa si bungsu yang biasanya hanya mendatangkan rasa kesal, justru bisa menjadi penyelamat yang kekal.

.

.

.

I’m sorry I left without saying anything.

You looked good with him, really pretty.

I wish you well.

Congratulation for your wedding, Dear ….

.

-Fin.

9 thoughts on “Your Wedding

  1. sadiiisss sadiiisss sadiiisss ditinggal nikaahh emaakk nae kudu otohke… galau berat pasti masnya TT tapi mo jadi org gila dgn ngerusak pesta justru bakal lebih buruk huhu ikutan baper dah baper 😭

    oke fix! diksinya asoyy gebooyy cihuuy ulalala membahana baday! (alay kumat)
    suka suka suka beberapa diksi yg ada rimanya, lagi. huh terutama ini ” Masih ada yang peduli pun memberi afeksi. Tinggal bagaimana diri menerima predestinasi. Apa masih ingin terpekur dalam sedih atau justru terbangun dari delusi.” ntap soul…!!! 😘

    keep writing ay kusuyuuung ^^

    Liked by 1 person

    • Aku baperan sendiri baca ini demi apaaa dan syok sendiri bikos diksiku kok bisa cadas gitu pfft ditambah banyak rima yg entah gimana tercipta /ayey/

      Kak, harusnya aku bales ini dari tadi tapi malah bales yg di my wedding duluan pff habis ketimbun sih hahaha
      Thanks yo sudah mau merusuhi aku sayang kamoeh ❤❤❤

      Liked by 1 person

  2. […] read first: Your Wedding […]

    Like

  3. pfft kudunya komen di sini dulu yakaan wkwk tapi yaudalaa komennya kan kemaren uda dichat wkwk. cuma mau bilaaaangg ini tulisan beda banget sm tulisanmu yg biasanyaaa. banyak diksi yg kece plus ada rimanya aku syukak ❤

    nah kalo pemakaian pov orang pertama di fic ini uda passss piin ahaaha. bisa banget dapetin feelnya. berasa bapernya berasa patah hatinya berasa kecewanyaaa……. udah pas! heuheu. dah gitu ajaa. syekali lagi mamaciiii ❤

    kumau reblog yg ini sama yg sebelah ya oke. bubaayyy sarangeee ❤

    Like

  4. Reblogged this on Cupcakes Land and commented:
    jinani mianee ❤

    Like

  5. Reblogged this on Another Galaxy and commented:

    #1 Kim Jinhwan to Claire Jung

    Like

  6. MELENGOS MELENGOS MELENGOS

    KAGAK NGAPE DIBUAT GALAU AJA KAK TERUS GAPAPA GAPAPA SINTIA TUH BAIK BAIK AJA HIKSEEEEEUUUUUUUUUU

    JOVANA KAMU BAIK HATI YA DAN TIDAK SOMBONG NAMUN APAKAH QAU RAJIN MENABUNG WAHAI GADIS KIM?! /DIGAMPAR/ BIARIN YHA KAK DI LANJUT KEPSLOK AJA ABISAN INI BAGUS BANGETBUWAAAAA NGALIR KAK AKU TAK SANGGUP

    JINHWAN LEMES LEMES GIMANA GITU, UDAH INI MAH POKOKE JOGET KAAY! /DIGAMPAR

    UDAH BAPER YA KAN TERUS ADA LINE BEGINI: “Claire tidak bersalah. Akulah yang seorang pendosa” BACKSOUNDNYA LANGSUNG EWKERAN KAK ADU OTOKE AKU GAJADI NANGIS KAK OTOKEEEEE :”””””””””

    INGIN KU LEMPAR SEMUA MEJA YANG ADA DI HADAPAN, LALU MENGUMBAR PELUKAN HANGAT PADA SANG PEMUDA KIM

    YAUDAHLAH YA, JOP PLIS IJINKAN JINHWAN BAHAGIA BERSAMA GAEUL /DIBALANG/ ATAU KAMU LEBIH MENGIJINKAN DIA SAMA AKU MUNGKIN?

    IHIYYYYYY💓💓💓💓

    Liked by 1 person

    • ANJAY DISERANG KEPSLOK SINI TAK BALESIN /LEMPAR MEJA/

      E GEBLEK KENAPA ELU BAWA BAWA KEMBARAN SIH AH, CUKUP ELU AJA YANG PENUH DOSYA EWKERIN TYDA HAHAHA

      LAGI MODE MALES MATIIN KEPSLOK PLUS MALES BALESIN KOMENAN PEPANJANG. BHAY!

      Liked by 1 person

      • JADI MAU MAIN LEMPAR MEJA, KAK INI ATURAN KOMENANNYA DI EDIT GITU YA, JUNG CLAIRE AJA UDA NIKAH, MBA’E KAPAN NYUSUL?

        /DITAMPOL BOLAK BALIK

        Like

Leave a comment